Label

Jumat, 17 Mei 2013

Surat Tilang Slip Biru (pengalaman sendiri)



Agan kena tilang Slip Biru? Tenang saja gan, di sini Ane pengen share pengalaman ane sendiri dari awal kena tilang, memilih slip biru, sampai selesai. Peristiwa ini terjadi pada hari Minggu, 28 april 2013 di simpang lima Semarang. Dari bundaran simpang lima, ane naek motor menuju arah JL. Pahlawan. Tiba2 ane di stop polisi dari arah belakang. Kurang lebih percakapannya seperti ini:
Ane ditanya “mas, anda tahu lampu sein seharusnya warna apa?”
“kuning Pak” jawab ane.
“Lha kok punya mas warnanya merah?”
“ini motor temen saya pak”
“coba saya lihat surat2nya”
(ane ngasih STNK)
Setelah ngeliat STNK beberapa saat, polisi itu tanya “SIM-nya?”
belom sempet ane ngasih SIM, polisi itu bilang lagi “di sini panas, ayo ikut saya ke pos” sambil bawa STNK motor. 

Sesampainya di pos, ane dijelasin tentang pasal yang dikenakan, yaitu pasal 28 ayat 3 beserta bunyi pasalnya. Ane langsung bilang “minta slip biru saja pak” (karena ane denger kalo slip biru uangnya langsung masuk kas negara). “Yang disita SIM atau STNK?”. Ane jawab “SIM saja pak”
Nah waktu disuruh tandatangan ane gak baca dulu surat tilangnya. Setelah ane perhatiin, ane kena 2 pasal : Pasal 48 Ayat 3 UU Lalu Lintas dan pasal 285 Ayat (1). Lho kok 2 pasal?? Padahal pelanggaran saya cuman satu hal: “lampu sein warna merah”. Seharusnya hanya ditulis satu pasal. Ane pengen ngebantah tapi udah terlanjur tandatangan. Trus ane diberitahu, bayarnya lewat ATM BRI JL. Pattimura Semarang. “kalo lewat bank lain gmn pak?” “maaf mas, tdk bisa. Bank tersebut sudah ditunjuk untuk pembayaran tilang wilayah ini” “saya harus bayar berapa pak? Kok disini tidak ditulis jumlah uangnya” polisi itu njawab “ nanti tanya teller banknya langsung”

Tanpa pikir panjang, ane ngacir menuju Bank tsb. Sesampainya disana ane baru nyadar. Ini hari minggu! Hari sabtu-minggu Bank tutup! . sial, pas banget polisi ngadain operasi tilang hari minggu. Sengaja ato gmn ya?. Ane baca lagi di surat tilang, kalo ane masih diberi waktu pembayaran denda hingga dua hari sebelum sidang. Ternyata meskipun uda ambil slip biru, ane tetep berhak mengikuti sidang seperti slip merah (untuk mengetahui jumlah denda sesuai sidang) dan mengambil sisa uangnya di bank.

Akhirnya ane pulang ke kos ane, udah motor minjem, kena tilang pula. ane nyoba berfikir positif.. mungkin hal ini berguna untuk ngelatih kesabaran. Ane nyoba untuk nyari2 artikel tentang surat tilang slip biru.
Ane dapet salah satu artikel yang bilang ada peraturan baru mengenai surat tilang slip biru, untuk menghindari adanya oknum nakal pegawai polisi, yang intinya kalo kita terkena tilang, dan meminta slip biru, maka kita hanya wajib membayar melalui bank sebesar 36.000 untuk motor dan 50.000 untuk mobil. Uangnya langsung masuk ke kas negara, karena melalui rekening bank. Saat kena tilang kita harus bilang ke polisi kalo kita telah melihat iklan masyarakat tentang peraturan baru Mabes POLRI. Agan-agan bisa nyari tahu hal ini di internet, bahkan di facebook juga ada. Setelah membayar 36 ribu melalui teller bank yang ditunjuk, kita bisa langsung ambil SIM/ STNK kita yang disita hari itu juga dengan menunjukkan bukti pembayaran tersebut kepada polisi tadi.
Tapi Masalahnya, ane baru tahu hal ini setelah beberapa hari sesudah hari tilang! Damn!. Kira2 masih bisa gak ya?

Berbekal pengetahuan tersebut, kira2 seminggu sebelum sidang ane munuju bank BRI Pattimura. Ane tanya satpam di pintu masuk tentang pembayaran tilang. Ane harus ke costumer service (CS) dulu, baru melakukan transaksi. Mbak CS (costumer service) melihat buku panduannya, dan ngasih tau prosedur yang harus saya lewati: membayar 200 ribu (denda maksimal) dahulu à ikut sidang à sisa uang jaminan bisa diambil setelah sidang.
Ane bilang : “gini mbak, berdasarkan peraturan terbaru Mabes POLRI, saya hanya membayar 36 ribu kemudian langsung kembali ke pos polisi untuk mengambil SIM yang disita”
“Ini juga peraturan baru mas” jawab mbak CS.
Karena mbak CS-nya cantik dan kayaknya masih baru, ane jadi ga enak mo ngebantah lagi. Karena masih ga percaya, ane keluar dari bank tadi.

Akhirnya ane ngikutin sidang tilang tanpa bayar dulu ke bank (dan ternyata tidak apa-apa). Jumlah denda tilang juga sedikit. Buat agan agan2 yang terkena tilang ga perlu khawatir... tenang saja.

Hoahhm... Karena skrg ane sudah ngantuk, Lebih detailnya, besok ane share pengalaman sebelum sidang slip biru, adanya calo sidang, sampai pengambilan SIM.

6 komentar:

  1. Saya baru kena tilang didepan sun plaza, kota Medan gara2 hanya menyalakan lampu kecil motor saya, karena uda eneq ngeliat polisi yang belagak preman, saya lebih memilih slip biru dan membayar nya 100rb ke Bank BRI, yg saya tanyakan pada saat mengambil sim, bukti setoran dan slip biru diminta semua sama polisi nya, saya jadi penasaran dan bertanya-tanya, kalau saya mau ambil kembaliannya apa yg saya harus tunjukan ke persidangan? sementara semua slip pembayarannya diminta polisi tsb, lalu apa polisi tersebut yg akan memanfaatkan slip setoran yg ada sama dia utk mengambil kembaliannya??? Polisi skrg sungguh licik dan sangat tidak mengayomi masyarakat, panteslah skrg banyak teror utk polisi, krn masyarakat sudah gerah dengan prilaku yg tidak layak utk disebut penganyom masyarakat!!!!!!_

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget pak Alvin Snoozle.. Saya juga pernah alami hal yang sama.. Polisi saat ini adalah preman berseragam, dan dia lebih kejam dalam memeras milik kita, tanpa ragu dia berani memeras kita.. Lebih jahat dari Penipu..

      Hapus
    2. hati2 pak, jika semua bukti pembayaran diambil polisi maka itu adalah cara untuk menghilangkan bukti. saya boleh tanya gak? waktu bayar tilang di bank itu bapak bayar ke rekening atas nama siapa? klo nama pejabat kepolisian itu dipastikan uang anda tidak masuk ke negara tapi ke kantong polisi tersebut, makanya banyak rekening gendung milik pejabat kepolisian

      Hapus
  2. jadi ikut sidang tilang tanpa bayar dulu ke bank ga papa gan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi gimana gan buat 2017, bisa kah slip biru tanpa harus bayar ke bank terlebih dahulu?

      Hapus